Yang Kita Ketahui Tentang Lansia

    Oleh : Iwan Suwarsa 

Sudah sama-sama kita ketahui bahwa hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk  yang  berusia lanjut di Indonesia sangat banyak. Luar biasa pula, diperkirakan bahwa pada tahun 2025, di Indonesia jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih, diperkirakan mencapai jumlah 36 juta.




Di dunia, Indonesia termasuk peringkat lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia (selanjutnya kita sebut lansia),   mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari jumlah penduduk. Bisa dikatakan terbanyak penduduk  lansianya di dunia .

Membicarakan masalah lanjut usia (Lansia), identik dengan keberhasilan pembangunan dan keberhasilan meningkatkan umur harapan hidup (UHH), termasuk di  Indonesia. Meningkatnya UHH identik dengan berhasilnya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ada saling keterkaitan.

Selanjutnya, memasuki periode lanjut, sesuai dengan hukum alam, akan terjadi kemunduran sel-sel tubuh, karena proses penuaan yang bermanifestasi terjadinya kelemahan organ, kemunduran fisik, dan munculnya berbagai ragam penyakit, terutama penyakit degeneratif, yaitu: stroke, jantung koroner, patah tulang akibat osteoporosis, serta demensia (pikun) dan lain sebagainya.

Jelas bahwa keadaan tersebut akan menjadi masalah baru, baik untuk individu, keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Sebab, dengan banyaknya penduduk lansia yang menyandang  berbagai penyakit, maka secara langsung atau tidak, akan memberatkan perekonomian, baik pada penderita maupun pemerintah.

Sebabnya adalah disamping perlunya pengobatan yang lama juga diperlukan banyak dana, baik untuk pengobatan maupun untuk rehabilitasinya. Karakteristik penyakit pada lansia memang seperti itu adanya, sangat berbeda dengan penyakit yang biasa terjadi pada orang muda.

Kondisi seperti ini harus segera mendapatkan perhatian, baik dari individu, keluarga, masayarakat, bahkan perhatian dari pemerintah. Karena masalah kesehatan bukanlah tanggung jawab para petugas kesehatan saja, melainkan tugas kita  bersama, dari berbagai elemen masyarakat.

Sebenarnya, pemerintah sudah sangat banyak perhatian terhadap masyarakat. Sudah banyak darasakan oleh masyarakat, bahkan sudah sejak lama program pokok kesehatan yang selalu dikampanyekan kepada masyarakat, dilaksanakan melalui pendekatan perilaku sehat.

Pendekatan tersebut  dilakukan dengan lebih memprioritaskan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif), dengan tidak mengabaikan upaya-upaya pengobatan (kuratif) dan rehabilitatif. Pendekatan yang mengedepankan perubahan perilaku masyarakat, dengan merangsang kesadaran masyarakat untuk lebih mandiri dalam merawat dirinya sendiri.

Dengan pendekatan perilaku sehat, diharapkan tidak mengeluarkan biaya banyak, dalam artian lebih efisien dan efektif.  Contoh sederhana pendekatan perilaku sehat adalah seperti berikut ini :  

1) Selalu memperhatikan asupan makanan, terutama makanan yang bergizi seimbang, 
2) Selalu melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur, disertai tidak merokok, 
3) Perlunya menghindari faktor-faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif, 
4) Tidak lupa, perlunya memeriksakan kesehatan diri secara teratur, 
5) Tidak berhenti, dan secara kontinyu menyalurkan hobby positif dan kebiasaan yang bermanfaat, 
6) Pendekatan religi, dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Walaupun hanya mengilustrasikan masalah lansia dari segi kesehatan. Tetapi ini adalah sebuah jawaban yang menginspirasi saya, sehingga masalah lansia ini harus selalu disosialisasikan, termasuk dalam Blog sederhana ini.

Apapun permasalahan lansia - tidak hanya sekedar masalah kesehatan saja - selanjutnya akan dibahas dalam Blog ini (Tips Kiat Sehat bagi Lansia -red). Bagaimanapun bentuknya Blog ini, yang  terpenting adalah isi serta tujuannya. Selamat menikmati !

(Sumber : dari berbagai literatur)




Ad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar